Algo Research berpendapat, jika BRMS masuk indeks ini pada November 2024, diperkirakan akan ada aliran pembelian besar dari investor pasif, seperti exchange traded fund (ETF).
Saat ini, kapitalisasi pasar BRMS mencapai Rp48 triliun dengan float publik 52 persen.
Pada harga saham Rp400 per saham, kata Algo Research, kapitalisasi pasar free float akan memenuhi syarat inklusi MSCI.
Sementara, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, selain dari sentimen melesatnya harga emas, BRMS—dan juga sektor tambang secara umum—mendapat katalis dari stimulus yang dikeluarkan pemerintah China untuk mendongkrak ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.
“Investor berasumsi bahwa katalis ini akan meningkatkan permintaan dari China. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki porsi ekspor komoditas terbesar ke China,” ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Selasa (1/10/2024) lalu.