Kenaikan peringkat ini mencerminkan upaya LPKR untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo obligasi USD, terutama melalui penggunaan hasil penjualan sebagian saham di PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) yang baru-baru ini mencapai Rp6,9 triliun.
Perusahaan berencana menggunakan Rp3,9 triliun dari hasil penjualan untuk membayar utang, termasuk obligasi yang jatuh tempo pada Oktober 2026. Dengan langkah ini, risiko pembiayaan ulang yang sebelumnya dianggap tinggi oleh Fitch dapat diminimalkan.
LPKR juga akan membayar saldo terutang sebesar USD63,6 juta pada obligasi lainnya yang jatuh tempo Januari 2025, serta berencana melunasi sebagian kecil fasilitas pinjaman sindikasi yang mencapai Rp4,9 triliun pada akhir Juni 2024.
Fitch memproyeksikan bahwa leverage (net debt/net property assets) LPKR, tidak termasuk SILO dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), akan membaik menjadi sekitar 25 persen pada 2024, memberikan ruang untuk meningkatkan utang baru jika diperlukan.
Fitch juga memperkirakan LPKR akan menghasilkan arus kas bebas positif (FCF) mulai 2025, setelah beberapa tahun mengalami defisit, berkat pengurangan utang dan biaya terkait.