Impor batu bara thermal—sumber utama pembangkit listrik dan energi di China—dapat memberikan petunjuk tentang arah pertumbuhan pusat-pusat industri utama di China.
Menurut catatan Global Energy Transition Columnist Gavin Maguire di Reuters, pada Kamis (3/10), China memperoleh sebagian besar batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik dari tambang domestiknya, tetapi mengimpor sekitar 6 persen dari total kebutuhan batu baranya dari Indonesia dan Australia, yang dikirim ke pusat-pusat industri yang tidak terhubung dengan baik ke tambang dalam negeri.
Kota pelabuhan Guangzhou di selatan merupakan hub impor batu bara yang sangat penting, karena secara geografis lebih dekat ke pelabuhan ekspor batu bara utama di Indonesia dibandingkan dengan hub penambangan batu bara utama China di Inner Mongolia.
The Coal Trader dalam catatannya menjelaskan, pasar batu bara termal melonjak tinggi, mengantisipasi peningkatan volatilitas energi akibat konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
“Sementara itu, pasar batu bara metalurgi terus mengkonsolidasi setelah kenaikan 30 persen pada paruh kedua September,” tulis The Coal Trader dalam analisisnya, Sabtu (5/10).