Ia menambahkan, dari sisi teknikal, pergerakan harga memang sudah menunjukkan tanda jenuh beli. “Secara teknikal, saham-saham konglo memang sudah mencapai overbought. Koreksi diperlukan untuk membentuk landasan atau area akumulasi kembali,” katanya.
Michael juga mengingatkan investor agar mencermati arah kebijakan MSCI selanjutnya. “Secara story, investor perlu memperhatikan kelanjutan dari metode perhitungan MSCI ini yang akan diumumkan pada 30 Januari 2026,” ujarnya.
Sebelumnya, analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin Fielim, menilai kejatuhan tajam saham-saham konglomerat pada Senin lebih dipicu kepanikan sesaat di pasar.
“Tadi panic selling [aksi jual panik] berlebihan aja karena retail-retail panik,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Sementara, Founder WH Project, William Hartanto, menilai penurunan tajam saham konglomerat pada awal pekan ini masih tergolong wajar.