Saat ini, Axiata mempunyai 75,42 persen saham LINK. Dengan nilai kapitalisasi pasar LINK saat ini yang berada di kisaran Rp6,6 triliun, maka nilai pasarnya kurang dari Rp5 triliun. Disparitas harga inilah yang diduga memicu lonjakan harga saham LINK.
Rencana aksi korporasi ini dilakukan tak lama setelah Axiata mencaplok LINK pada pertengahan tahun lalu. Saat itu, induk usaha PT XL Axiata Tbk (EXCL) itu mengakuisisi unit bisnis residensial LINK senilai Rp1,87 triliun plus transaksi sewa atas jaringan fiber-to-the-home (FTTH) milik LINK senilai Rp11 triliiun
Akuisisi tersebut dilakukan terkait rencana Axiata mengambil alih bisnis fixed broandband (FBB) LINK yang mencapai 750 ribu pelanggan. Axiata ingin menggabungkan bisnis LINK dengan EXCL di sektor penyediaan jaringan internet.
Kabar rencana divestasi Axiata itu direspons positif oleh pasar. Dalam tiga hari terakhir, harga saham LINK mencetak ARA sejak 20 Januari 2025 saat harganya berada di level Rp1.200.
Kenaikan harga hampir dua kali lipat dalam kurun tiga hari tersebut juga menarik perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa menetapkan status Unusual Market Activity (UMA) atas saham LINK terkait lonjakan harga yang signifikan.
(Rahmat Fiansyah)