Diwartakan sebelumnya, BBCA mencetak laba bersih Rp12,9 triliun atau naik 11,7% secara tahunan (yoy) di kuartal I 2024. Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Big Cap Lain Ikut Tertekan
Selain keempat nama di muka, saham big cap lainnya terkena aksi jual investor.
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melorot 2,27 persen, raksasa mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melemah 1,15 persen, peritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 1,02 persen, dan emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) terkoreksi 0,79 persen.
Kabar Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang mempertahankan tingkat suku bunga pada Rabu membuat situasi pasar saham dalam negeri turut goyah.
The Fed mengindikasikan bahwa mereka masih akan membuka peluang untuk mengurangi suku bunga. Namun, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/5), The Fed memberikan peringatan atas pembacaan inflasi yang mengecewakan belakangan ini yang dapat membuat pemangkasan suku bunga tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Ketua Fed Jerome Powell menyatakan, setelah kenaikan harga yang lebih cepat dari yang diharapkan selama 3 bulan pertama di 2024, "akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang sebelumnya diharapkan" bagi pembuat pihaknya untuk merasa nyaman bahwa inflasi AS akan kembali menurun menuju target 2%.