Suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) dan pinjaman (lending facility) juga diprediksi akan ikut turun masing-masing sebesar 25 basis poin, menjadi 4,75 persen dan 6,25 persen.
Penguatan rupiah sebesar lebih dari 2,4 persen terhadap dolar AS sejak April memberi kelegaan bagi BI, setelah sebelumnya fokus menjaga stabilitas mata uang.
Gubernur BI Perry Warjiyo sempat menyatakan pada April lalu bahwa prioritas jangka pendek bank sentral adalah menjaga kestabilan rupiah.
"Begitu stabilitas terjaga, ruang untuk penurunan suku bunga akan lebih terbuka dan itu akan menjadi waktu untuk menentukan kebijakan suku bunga ke depan," ujar Perry saat itu, dikutip Reuters.
Penguatan mata uang dan stabilnya inflasi menjadi pertimbangan utama bank sentral. Inflasi pada April tercatat masih berada dalam kisaran target BI, yakni 1,5 persen hingga 3,5 persen. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama melambat ke level 4,87 persen secara tahunan, menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir.
Ekonom DBS Bank Radhika Rao mengatakan BI kemungkinan akan memanfaatkan momentum penguatan rupiah dan membaiknya sentimen risiko pasca pelonggaran tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Setelah jeda panjang, BI diperkirakan menurunkan suku bunga pada Mei, memanfaatkan apresiasi rupiah serta meningkatnya selera risiko," kata Radhika.
Dari 27 ekonom yang memberikan proyeksi jangka menengah, sebanyak 15 memperkirakan suku bunga acuan akan berada di level 5,25 persen pada akhir kuartal III-2025. Namun, untuk proyeksi tahun depan, belum ada konsensus yang jelas. Sebagian memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin, sementara yang lain memprediksi pemangkasan hingga 100 basis poin.
Meski begitu, median proyeksi menunjukkan suku bunga acuan diperkirakan berada di level 5,25 persen pada akhir tahun ini, atau turun 50 basis poin dari posisi saat ini. Para ekonom masih mempertimbangkan dampak volatilitas nilai tukar rupiah dalam menetapkan prediksi mereka. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.