Saham RATU mencetak kinerja fenomenal sejak IPO pada 8 Januari 2025. RATU menjadi saham paling dinanti yang tercermin dari sahamnya yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 313,5 kali. Sebagian besar investor ritel hanya memperoleh 2-3 lot saham RATU saat penjatahan pooling (pooling allotment).
Tak pelak, harga sahamnya mengalami ARA berjilid-jilid dan menjadi rebutan pelaku pasar di pasar reguler. Kondisi ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) turun tangan dan menetapkan status unusual market activity (UMA), suspensi sebanyak dua kali, hingga terakhir dimasukkan ke dalam papan FCA.
Kenaikan harga saham RATU ditengarai akibat berbagai sentimen. Selain saham yang dilepas ke publik tidak terlalu banyak, rumor taipan Prajogo Pangestu menjadi investor kakap alias anchor buyer dalam IPO RATU turut mengerek saham RATU.
Namun, jumlah antrean pembelian (bid) saham RATU terus berkurang. Berdasarkan pantauan IDXChannel, bid pada saham RATU saat ini sekitar 200 ribu lot. Hingga siang ini, nilai transaksi saham RATU mencapai Rp5,5 miliar dengan volume 7.630 lot saham.
(Rahmat Fiansyah)