“Meskipun secara historis para perusahaan ritel telah menanggung biaya persediaan impor [imported inventory] yang lebih tinggi, kami melihat risiko dari pelemahan tupiah yang disebabkan oleh inflasi yang lebih tinggi dan tekanan pada daya beli,” imbuh BRI Danareksa.
Namun, BRI Danareksa masih memperkirakan pemulihan pada semester II-2024, sejalan dengan pola musiman penjualan ritel yang lebih kuat di kuartal IV-2024. Analis BRI Danareksa menjagokan secara berurutan ACES, MAPA, dan MAPI. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.