Dalam riset bertanggal 29 September 2025, CGSI memperkirakan pelonggaran kebijakan cukai tidak hanya berdampak positif pada kinerja tahun fiskal 2026 (FY26F), tetapi juga berpotensi menopang ekspansi jangka menengah.
Meski begitu, sektor ini masih menghadapi tantangan besar dari peredaran rokok ilegal yang menawarkan harga jauh lebih murah dibandingkan produk resmi.
CGSI memperkirakan pangsa pasar rokok ilegal bisa mencapai 20 persen. Karena itu, langkah penegakan hukum yang lebih ketat diyakini dapat mengalihkan permintaan ke merek-merek resmi.
CGSI memperkirakan, setiap kenaikan 1 persen volume penjualan dapat mendorong pertumbuhan laba bersih FY26F sebesar 14 persen untuk GGRM, 5 persen untuk HMSP, dan 3 persen untuk WIIM. Saat ini, sektor rokok diperdagangkan pada P/E 9 kali FY26F, mendekati batas bawah rata-rata lima tahunnya.
Dengan kebijakan cukai yang lebih longgar, CGSI menilai peluang re-rating valuasi semakin terbuka. Namun, potensi risiko tetap ada, terutama jika permintaan melemah dan kenaikan harga tertunda. Dari sejumlah emiten, CGSI memilih HMSP sebagai saham unggulan di sektor ini.