sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Rumah Sakit Masih Tumbuh Positif, Valuasi Kemahalan?

Market news editor Melati Kristina - Riset
03/11/2022 14:54 WIB
Saham emiten rumah sakit masih tumbuh positif meski industrinya tengah lesu seiring merosotnya kasus Covid-19. Bagaimana dengan valuasinya?
Saham Rumah Sakit Masih Tumbuh Positif, Valuasi Kemahalan? (Foto: MNC Media)
Saham Rumah Sakit Masih Tumbuh Positif, Valuasi Kemahalan? (Foto: MNC Media)

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Prospektif

Industri kesehatan terutama rumah sakit masih prospektif di masa depan meskipun pandemi telah mereda.

Menurut riset CGS CIMB yang dirilis pada Rabu (26/10) bertajuk: “Healthcare-Overall: Defensive amidst Volatily” memproyeksikan, beberapa layanan kesehatan di Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan EPS dua digit di tahun 2023 mendatang.

“Kami menyimpulkan bahwa rumah sakit swasta akan lebih kuat di tahun 2023 karena meningkatnya kemampuan untuk menanggung pengeluaran, pemulihan kinerja, hingga peningkatan pendapatan pasien rawat inap perhari,” tulis analis CGS CIMB, Ryan Winipta.

Adapun terdapat sejumlah faktor yang dapat menguntungkan kinerja industri rumah sakit kedepannya seperti penerapan kebijakan rawat inap standar (KRIS) hingga penyesuaian tarif dari program BPJS.

Sementara dalam riset tersebut juga memilih MIKA sebagai pilihan utama industri ini karena didukung oleh fundamental dan faktor teknis lainnya.

“MIKA mencatatkan peningkatan pengembalian modal investasi (ROIC), didukung oleh kebijakan kelas standar yang akan disosialisasikan oleh pemerintah,” tulis riset tersebut.

Selain itu, risetCGS CIMB juga menyebutkan bahwa kinerja dan permintaan layanan kesehatan MIKA mengungguli emiten rumah sakit lainnya dengan 70 persen pendapatan didorong oleh asuransi swasta per semester I-2022.

“Kami memperkirakan, MIKA akan mengalami pertumbuhan EPS dua digit di tahun 2023 hingga 2024 mendatang sesuai dengan perkiraan,” tulis CGS CIMB.

Di sisi lain, Riset RHB Sekuritas yang dirilis pada 30 Agustus 2022 bertajuk “Siloam International Hospitals: KTAs From 2Q22 Analyst Meeting; Maintain BUY” memilih SILO sebagai pilihan utama.

Menurut riset tersebut, SILO membukukan laba bersih di semesterI-2022 mencapai Rp210 miliar, merosot 30,6 persen secara tahunan (yoy), sedikit dari ekspektasi RHB Sekuritas sebesar 56 persen, akan tetapi di bawah konsensus yakni di 36 persen.

“Kami mencatat bahwa pendapatan SILO di kuartal II-2022 telah melampaui tingkat pra-pandemi (kuartal I-2020), karena kuatnya pemulihan volume pasien non Covid-19,” tulis riset tersebut.

Di samping itu, SILO juga mengalami peningkatan volume pasien untuk operasi dan semua jenis spesialisasi kecuali pediatri yang masih 15-20 persen di bawah tingkat pra-pandemi.

RHB Sekuritas juga optimistis dengan kinerja SILO kedepannya seiring dengan berbagai manuver yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan bersih.

Adapun manuver tersebut meliputi peningkatan jangkauan spesialisasi hingga strategi digitalisasi melalui aplikasi seluler MySiloam dan Siloam@Home.

Dengan demikian, kinerja emiten rumah sakit sebagaimana yang disebutkan di atas masih tetap prospektif kedepannya di tengah penurunan kasus Covid-19 yang berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement