IDXChannel – Kinerja saham emiten rumah Tanah Air masih tumbuh positif secara year to date (YTD). Padahal, keuangannya sedang merosot di semester I-2022.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (3/11) pada penutupan sesi I, saham emiten rumah sakit yakni PT Hermina Medikaloka Tbk (HEAL) melesat hingga 43,93 persen secara YTD.
Sedangkan saham emiten rumah sakit lainnya yaitu PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga berada di zona hijau, yakni masing-masing naik sebesar 20,35 persen dan 4,96 persen sepanjang 2022.
Meskipun sebagian besar emiten rumah sakit masih mencatatkan kinerja positif secara YTD, saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) justru terkontraksi.
Adapun BEI mencatat, harga saham SAME ambles di minus 22,70 persen secara YTD pada penutupan sesi I, Kamis (3/11).
Kendati emiten rumah sakit di atas masih memiliki kinerja saham yang menarik sepanjang tahun 2022, valuasi saham beberapa emiten rumah sakit ini berada di atas industri.
Dalam menghitung valuasi suatu saham dapat dilihat dari price to earnings ratio (PER) maupun price to book value (PBV). Rasio PER merupakan perbandingan harga saham dengan laba per saham, sedangkan PBV digunakan sebagai pembanding harga saham dengan nilai buku per sahamnya.
Bila suatu saham memiliki angka PER maupun PBV yang lebih rendah dibanding rasio industri dan perusahaan sejenis (peers) bisa menandakan saham tersebut lebih murah.
Adapun rasio PBV industri rumah sakit mencapai 2,70 kali, sedangkan PERnya mencapai 26,93 kali. Bila dibandingkan dengan rasio di atas, saham emiten rumah sakit seperti MIKA dan HEAL memiliki valuasi di atas rata-rata industri.
Dilihat dari rasio PBVnya, MIKA mencatatkan rasio tertinggi yakni sebesar 7,33 kali. Sedangkan PERnya mencapai 38,05 kali. (Lihat tabel di bawah ini.)
Selain MIKA, HEAL juga memiliki valuasi saham di atas rata-rata industri dengan PBV mencapai 7,20 kali dan PER sebesar 70,88 kali.
Di sisi lain, SILO dan SAME mencatatkan rasio PBV yang lebih rendah dari rata-rata industri. Adapun PBV dari SILO mencapai 2,14 kali sedangkan SAME sebesar 1,38 kali. Selain itu, angka PER SILO juga di bawah rata-rata industri, yakni sebesar 23,89 kali.
Kinerja RS Terkontraksi Seiring Melandainya Kasus Covid-19
Meskipun dari sisi kinerja saham masih tumbuh positif, emiten rumah sakit mencatatkan kemerosotan pendapatan bersih hingga laba bersih di semester I-2022 seiring menurunnya kasus Covid-19 di Tanah Air.
Sebagai contoh, HEAL mencatatkan penurunan pendapatan bersih yang merosot di minus 24,82 persen menjadi Rp2,33 triliun. Sementara laba bersihnya juga ambles 69,82 persen menjadi Rp164,39 miliar.
Selain itu, MIKA dan SILOjuga sama-sama mencatatkan penurunan pendapatan bersih masing-masing minus 13,27 persen dan minus 4,93 persen.Adapun laba bersih dari MIKA dan SILO juga terkontraksi masing-masing di minus 13,98 persen dan minus 30,52 persen.
Selain ketiga perusahaan di atas, pengelola RS EMC yakni SAME juga mengalami penurunan pendapatan hingga 1,54 persen.
Kendati mencatatkan penurunan terendah, emiten rumah sakit yang dikuasai Grup Emtek ini justru membukukan rugi bersih sebesar Rp24,77 miliar di semester I-2022.