IDXChannel – Pasar saham Tanah Air tengah menaruh perhatian besar pada rebalancing indeks global yang berlangsung pekan ini. Selain MSCI yang mengumumkan penyesuaian konstituen Agustus, FTSE Russell juga baru saja menerbitkan review teranyar.
Perubahan ini dinilai menjadi momentum penting bagi pergerakan saham emiten besar dan konglomerat di Indonesia.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, pekan ini menjadi momentum penting bagi pasar. Ia menekankan bahwa rebalancing MSCI pada Agustus akan menjadi sorotan utama investor.
“Minggu ini adalah hari terakhir rebalancing MSCI di Agustus. Dan konstituen yang masuk di Standard Indexes (big cap) adalah DSSA serta CUAN,” ujar Michael, Senin (25/8/2025).
Ia menambahkan, ada sejumlah emiten lain yang masih berpeluang masuk ke indeks lebih besar. “Sementara ada PTRO dan BREN yang belum masuk ke mid atau big caps,” katanya.
Asal tahu saja, PTRO baru masuk ke MSCI Small Cap Indexes di review kali ini.
Michael juga melihat ada potensi tambahan dari saham sektor tambang. “Selain itu, ada BRMS dan ANTM yang berpotensi masuk MSCI. Dengan skenario, harga BRMS berada di angka Rp500 ke atas, dan ANTM di Rp3.200 ke atas,” imbuh Michael.
Sebelumnya, dia menekankan, review indeks global MSCI pada November mendatang diperkirakan menjadi momen penting bagi saham-saham konglomerasi.
Michael menilai ada faktor penting yang perlu dicermati beberapa bulan ke depan. “Menarik untuk diperhatikan review MSCI pada November ke depan,” ujarnya, Kamis (21/8) pekan lalu.
Menurut dia, dinamika itu berpotensi membuka jalan bagi emiten-emiten lain. “Karena dengan masuknya konstituen macam CUAN dan DSSA menjadi pintu bagi saham-saham konglo yang lain, seperti PTRO yang berada dalam small caps,” imbuh Michael.
Sebelumnya, Michael juga menyoroti pergerakan saham DSSA yang mendapat kabar terbaru terkait indeksasi MSCI.
“DSSA mengalami pengurangan bobot 50 persen dari awal, estimasi awal di USD688 juta, menjadi USD344 juta, yang artinya penurunan inflow menjadi Rp5,5 triliun,” kata Michael.
Kabar teranyar, pada Jumat pekan lalu, FTSE Russell mengumumkan hasil rebalancing indeks FTSE Global Equity Series yang akan berlaku per 19 September 2025 dan efektif pada 22 September 2025. Dalam pengumuman tersebut, DSSA dipastikan masuk ke dalam kategori kapitalisasi besar (large cap).
Namun, FTSE menegaskan bahwa perubahan konstituen indeks tersebut masih dapat direvisi hingga penutupan bursa pada 5 September 2025.
Dalam keterbukaan informasi terpisah, FTSE Russell menyampaikan tengah meminta masukan dari para pengguna indeks terkait potensi kendala dalam mereplikasi perlakuan indeks pada saham DSSA.
Pasalnya, saham ini memiliki potensi bobot (weighting) yang signifikan, sementara dalam perdagangan berlaku persyaratan collateral sebesar 80 persen yang diberlakukan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
FTSE Russell menyatakan akan menyampaikan pemberitahuan lanjutan mengenai konfirmasi perlakuan indeks bagi DSSA sebelum berakhirnya periode pertanyaan kajian indeks pada 5 September 2025.
Sementara itu, perubahan komposisi MSCI untuk periode bulan ini akan berlaku efektif per 27 Agustus 2025, usai penutupan perdagangan 26 Agustus. Review berikutnya dijadwalkan pada 5 November 2025. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.