Hingga saat ini, belum ada keterangan dari manajemen FREN terkait penurunan harga saham perseroan. Namun, manajemen telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa (25/6/2024).
Sebelumnya, FREN masuk dalam papan pemantauan khusus sehingga sahamnya tidak dapat ditransaksikan secara reguler, melainkan menggunakan skema full call auction (FCA). Investor tidak bisa mengamati posisi bid dan offer saham sebagaimana perdagangan biasa.
Kinerja perseroan juga belum membaik. Pada kuartal I-2024, Smartfren merugi Rp253 miliar akibat beban penyusutan dan operasional yang tinggi.
Sepanjang Januari-Maret, FREN meraih pendapatan usaha Rp2,78 triliun, relatif stabil dibandingkan kuartal I-2023 sebesar Rp2,77 triliun.
Selain tingginya beban usaha yang mencapai Rp2,72 triliun, FREN juga harus membayar bunga pinjaman Rp319 miliar. Dengan demikian, rugi bersih FREN mencapai Rp253 miliar.
(RFI)