sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Santa Rally dan Window Dressing Berpotensi Angkat IHSG di Desember, Intip Saham Pilihan 

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
02/12/2025 11:43 WIB
Berdasarkan data sepuluh tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kecenderungan menguat pada akhir tahun.
Santa Rally dan Window Dressing Berpotensi Angkat IHSG di Desember, Intip Saham Pilihan. (Foto: Freepik)
Santa Rally dan Window Dressing Berpotensi Angkat IHSG di Desember, Intip Saham Pilihan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Desember kembali menjadi bulan yang dinanti pelaku pasar. Berdasarkan data sepuluh tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kecenderungan menguat pada akhir tahun, seiring ekspektasi terhadap Santa Claus Rally dan aksi window dressing oleh manajer investasi.

Dari rangkuman kinerja historis, IHSG mencatat kenaikan pada delapan dari sepuluh Desember terakhir, dengan probabilitas penguatan mencapai 80 persen. Rata-rata return bulan ini mencapai sekitar 2,63 persen, lebih tinggi dibandingkan sejumlah bulan lain dalam setahun.

Beberapa tahun mencatat reli yang cukup menonjol. Desember 2017 membawa IHSG melesat 6,78 persen, sementara Desember 2020 naik 6,53 persen setelah tekanan besar akibat pandemi Covid-19.

Bahkan, di tahun-tahun yang lebih moderat seperti 2018 dan 2016, return Desember tetap berada dalam area positif, masing-masing 2,28 persen dan 2,87 persen.

Pola ini kerap selaras dengan dua faktor musiman. Pertama, Santa Claus Rally, yakni kecenderungan pasar global menguat pada pekan-pekan terakhir menjelang pergantian tahun.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan sentimen optimistis investor, aktivitas institusi yang lebih ringan, hingga aliran dana baru menjelang awal tahun investasi.

Kedua, window dressing yang dilakukan manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio sebelum laporan akhir tahun dirilis. Aksi beli pada saham-saham berkapitalisasi besar sering mendorong IHSG bergerak positif menjelang penutupan kalender.

Meski tidak setiap tahun Desember hijau, misalnya pada 2024 dan 2022 IHSG terkoreksi, tren historis menunjukkan bahwa tekanan di bulan ini relatif jarang. (Lihat tabel di bawah ini.)

Saham Pilihan

BRI Danareksa dalam riset yang terbit Senin (1/12/2025) menilai Desember kembali menjadi momentum kuat bagi pasar saham Indonesia.

Seperti disinggung di muka, menurut BRI Danareksa, sepanjang satu dekade terakhir, IHSG mencatat probabilitas penguatan hingga 80 persen di Desember, menjadikannya bulan paling konsisten memberikan return positif. “Hal tersebut ditopang window dressing dan Santa Claus Rally,” kata BRI Danareksa.

Riset tersebut mencatat bahwa sejumlah saham besar juga menunjukkan reliabilitas serupa. Emiten seperti TLKM, BBRI, PTBA, INDF, dan PGAS tercatat memiliki konsistensi penguatan sebesar 80 persen setiap Desember dalam 10 tahun terakhir.

“Kombinasi seasonal strength ditambah reliabilitas saham-saham unggulan menjadikan Desember peluang menarik bagi strategi trading berbasis pola historis,” tulis BRI Danareksa.

Selain faktor musiman, dorongan dari sisi makro global disebut ikut memperbesar peluang penguatan.

Probabilitas bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada Desember 2025 melonjak menjadi 79-80 persen, jauh lebih tinggi dibanding sekitar 40 persen pada awal bulan.

Ekspektasi tersebut menguat seiring pernyataan bernada dovish dari pejabat The Fed, termasuk John Williams, yang menyoroti pelemahan inflasi dan semakin longgarnya pasar tenaga kerja.

BRI Danareksa menilai, bila pemangkasan suku bunga benar terjadi, Indonesia berpotensi menikmati aliran dana asing yang lebih deras. Kombinasi sentimen global yang lebih akomodatif, stabilitas rupiah, serta potensi pemulihan sektor properti dan perbankan dapat menjadi katalis tambahan bagi IHSG.

Penjelasan ini sejalan dengan pandangan pengamat pasar modal Michael Yeoh. “Jika kita mengacu pada kalimat Santa Claus Rally itu sendiri, ini tercipta dari aksi yang sering dilakukan oleh para fund manager di Indonesia, yaitu window dressing,” tutur Michael, Selasa (2/12/2025).

Ia kemudian menjelaskan bahwa efek tersebut umumnya terpusat pada saham-saham unggulan. “Kemungkinan besar, saham-saham yang terdampak efek window dressing adalah blue chip, seperti TLKM, ASII, dan bank besar,” ujarnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement