Pada Januari 2018, layanan marketplace Bukalapak mengumumkan posisinya sebagai "Unicorn" ke-empat di Indonesia setelah Gojek, Traveloka, dan tokopedia. Hal ini menandakan bahwa Bukalapak sukses mencapai valuasi hingga 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14,2 triliun.
Bukalapak mengklaim, perusahaan ini sudah memiliki 35 juta pengguna aktif bulanan di seluruh Indonesia dan memiliki 2,2 juta pelapak. Pada 2021, Ceo Bukalapak Rachmat Kaimuddin menyatakan bahwa Bukalapak telah memiliki lebih dari 6.5 juta Pelapak, 7 juta Mitra Bukalapak dan 100 juta pengguna.
Aksi Korporasi
Pada perkembangannya, Bukalapak terus berekspansi dengan mengembangkan bentuk bisnis lain. Diantaranya membuka Mitra Bukalapak sebagai upaya meningkatkan penjualan pemilik warung tradisional.
Dalam program ini, Bukalapak menghadirkan banyak layanan seperti pengisian dompet digital seperti e-money serta upaya peningkatan literasi dan inklusi finansial. Untuk mengoptimalkan layanan, Bukalapak juga mengandeng sejumlah perusahaan finansial sebagai mitra. Selama masa pandemi, masyarakat yang bergabung dalam program Mitra Bukalapak melonjak drastis. Pada tahun 2020, tercatat jumlah peningkatan sebanyak 4 juta pelapak.
Pada 2019, Bukalapak menjajal peruntungan dengan berekspansi ke Asia Tenggara. Bukalapak meluncurkan BukaGlobal, sebuah fitur yang memungkinkan para penjual di platform Bukalapak menjual barang mereka kepada konsumen di 5 negara yaitu Singapura, Malaysia Hongkong, Taiwan dan Brunei Darussalam. Menariknya, layanan ini tak semata bermanfaat untuk menghubungkan penjual dengan pembeli dari luar negeri, melainkan juga memiliki andil dalam membangun ekosistem logistik melalui konsep kemitraan yang bisa memberikan jasa pengiriman yang cepat dan berkualitas.