Nama lainnya, saham emiten geotermal milik orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, BREN, melemah 1,13 persen dan emiten batu bara besutan Low Tuck Kwong, BYAN, turun 1,10 persen.
Saham emiten telekomunikasi BUMN, TLKM, juga terkena tekanan jual, minus 1,53 persen.
Penguatan dolar AS akibat ketidakpastian global semakin menekan pasar keuangan Indonesia. Tekanan ini tidak hanya berdampak pada nilai tukar rupiah, melainkan juga pada pasar obligasi dan saham.
Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menjelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini.
"Sentimen terhadap DXY [indeks dolar] saat ini terlalu kuat," ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Kamis (6/2/2025).