Ke depan, ujar Samuel, kebijakan moneter, belanja infrastruktur, dan strategi transisi energi akan menjadi faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi 2025.
Senior Asia economist at Capital Economics, Gareth Leather, memperkirakan pertumbuhan melambat seiring dampak harga komoditas yang lebih rendah dan lemahnya permintaan global, meski suku bunga turun.
Aksi Balasan China
Sementara itu, pengumuman China soal tarif balasan terhadap Amerika Serikat (AS) kembali memicu kekhawatiran perang dagang. Analis Bank of Singapore menilai langkah ini masih memberi ruang bagi kesepakatan antara Washington dan Beijing untuk menghindari eskalasi yang lebih besar.
Di sisi lain, analis Maybank melihat tarif tambahan 10 persen ini sebagai langkah awal, dengan risiko pembicaraan menemui jalan buntu.
"Masih ada kemungkinan pembicaraan menemui jalan buntu, dan seperti yang pernah diancamkan Trump, ia bisa memilih untuk meningkatkan tarif dari tambahan 10 persen saat ini," ujar analis Maybank. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.