Sementara itu, Direktur SKBM, Howard Ken Lukmito, menambahkan, pasar lokal memang tidak terlalu besar kontribusinya terhadap kinerja perseroan. Namun begitu, pihaknya tetap menggarapnya terutama lewat pasar tradisional, e-commerce, dan modern market.
Pihaknya juga terus melakukan strategi memperbanyak produk sehingga masyarakat punya banyak pilihan produk perseroan. Selain itu, untuk menyesuaikan daya beli masyarakat yang menurun selama pandemi, pihaknya juga mengubah kemasan dari ukuran 500 gram menjadi 250 gram. Hal ini untuk menyesuaikan dengan buying power konsumen.
Pasar lokal yang paling terdampak karena pandemi adalah hotel, restoran dan kafe. Turunnya sangat tajam. Karenanya, akan pihaknya akan terus melakukan terobosan dengan memperkuat e-commerce dan traditional maket. Dia berharap, lewat terobosan yang dilakukan, kedepan pasar lokal juga akan tumbuh.
“Kami yakin, dengan terobosan pasar lokal juga akan tumbuh. Kami juga akan belanja modal (Capex) tahun ini sebesar Rp20 miliar untuk pengembangan pabrik di Jakarta dan Sidoarjo khususnya untuk cold storage. Sumber dananya dari cash internal,” tandas Howard. (TYO)