CLSA juga menyoroti persaingan yang lebih ketat di luar Jawa yang didorong oleh Indosat yang lebih fokus pada pemanfaatan jaringan tahun ini. Sementara Telkom (TLKM) digadang mencatat tingkat pertumbuhan lebih tinggi, sementara Indosat (ISAT)XL dan XL Axiata (EXCL) mencatat pertumbuhan lebih rendah
“Favorit investor tetap ISAT karena tingkat pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan industri. Kami juga memasarkan TLKM sebagai nama lain untuk ditambahkan,”
Sementara langkah merger antara EXCL dan Smartfren dipandang bermanfaat bagi sektor ini ke depan.
Dalam riset IBM terbaru, perusahaan chip berbasis AS ini juga menemukan bahwa selain sektor telko, industri jasa keuangan tampaknya mengadopsi lebih banyak fungsi AI dalam organisasi.
“AI digunakan dalam menangkap pengalaman nasabah (100 persen), deteksi penipuan (23 persen) dan pemrosesan pinjaman (10 persen), dengan menggunakan chatbot, dasbor, dan aplikasi elektronik kenal-pelanggan,” kata laporan itu.
Temuan tersebut sejalan dengan hasil working paper McKinsey 2020, di mana penerapan AI di sektor perbankan dapat memberikan 4 manfaat positif bagi bank itu sendiri. Di antaranya meningkatkan profit, personalisasi skala besar, menggarap pasar omnichanel (belanja online), dan meningkatkan inovasi di perusahaan.
Dari penelitian McKinsey tersebut, ditemukan juga bahwa hamper 60 persen perbankan besar global telah memanfaatkan AI pada sitem bisnis mereka. Sebagian besar dari mereka memanfaatkan AI untuk virtual assistant (CS robot), sebagai alat deteksi fraud, dan monitoring risiko secara realtime.
Sementara pemanfaatan AI dalam industri manufaktur di Indonesia lebih fokus pada dasbor untuk layanan bersama, serta membuka potensi untuk mengoptimalkan manufaktur melalui manajemen inventori (100 persen), prediksi permintaan (33 persen), dan pemrosesan data (33 persen).
Tantangan Pengembangan AI di Indonesia
Menurut survei IBM, sebagian besar responden korporat lokal (62 persen) di Indonesia juga telah berinvestasi dalam pembuatan program pilot AI di perusahaan mereka.
Dalam riset berjudul Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis di Indonesia dengan AI Yang Beretika ini menunjukkan bahwa 23 persen perusahaan yang disurvei berada dalam tahap investasi AI dan telah mengadopsi kemampuan AI untuk berinteraksi dengan fungsi bisnis perusahaan.
Namun, sejumlah tantangan utama masih menjadi hambatan pengembangan AI.
Tantangan ini terletak pada kesenjangan keterampilan digital (48 persen), kurangnya tata kelola data internal (40 persen), dan kurangnya visibilitas pada hasil bisnis (12 persen).
Menurut studi, hal ini telah menghambat perusahaan yang disurvei untuk maju ke tahap berikutnya.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa beberapa tantangan paling penting terletak pada pengelolaan "big data" secara efektif untuk membuat keputusan yang tepat, mengurangi risiko, dan menangani pertanyaan secara real-time.
Untuk faktor tantangannya sendiri, hampir setengah dari bisnis Indonesia yang disurvei (47 persen) mengalami kesulitan menangani kesenjangan keterampilan digital, terutama dalam hal pengelolaan tim, memanfaatkan keahlian khusus, dan mendorong komunikasi yang dibutuhkan.
Guna mendorong pengembangan di Tanah Air, Pemerintah Indonesia dan AS sempat menjajaki kerja sama pengembangan teknologi kecerdasan artifisial untuk mempercepat pengembangan teknologi baru tersebut.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi AI memerlukan dukungan kerja sama dengan negara besar seperti AS. Kerja sama berupa transfer ilmu pengetahuan terkait pemanfaatan AI.
East Venture juga berpendapat, untuk sepenuhnya memanfaatkan AI di seluruh sektor, Indonesia harus memprioritaskan pengelolaan data yang bertanggung jawab dan mematuhi peraturan.
Dengan menerapkan praktik yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan AI yang etis dan efektif, sehingga mendorong peningkatan produktivitas dan hasil yang lebih baik.
“Dengan memanfaatkan kemungkinan AI, Indonesia siap mencapai kemajuan luar biasa di semua sektor dan membentuk masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tulis East Ventures dikutip dari website resminya, Juli 2023. (ADF)