"Adapun pendapatan dari bisnis produk derivate, yaitu white clay mencatat hasil penjualan sebesar Rp3 miliar," tutur Hari.
Namun demikian, kenaikan harga bahan bakar di tengah geopolitik dunia memicu peningkatan beban pokok pendapatan Perseroan, khususnya pada pos biaya produksi dan distribusi.
Di tengah tantangan tersebut, Perseroan membukukan Laba Periode Berjalan sebesar Rp5,07 miliar.
Ke depan, Hari menyampaikan SMBR tetap optimistis dapat mencapai pertumbuhan kinerja perusahaan yang kokoh.
Sinergi dengan SIG sebagai perusahaan induk juga memberikan dorongan bagi perusahaan dalam mengelola pasar dan harga yang berkontribusi langsung pada peningkatan kinerja perusahaan.