Seperti diketahui, sanksi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia baru-baru ini menjadi berkah bagi komoditas batu bara. Sebab, pemakaian energi fosil akan kembali dipertimbangkan apabila pasokan energi gas, minyak , dan batu bara dari Rusia terputus.
Indonesia sebagai salah satu eksportir baru bara terbesar dunia juga dinilai bakal mendapat benefit dari kenaikan harga komoditas 'batu hitam' tersebut.
"Kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara terbesar untuk ekspor nikel, kemudian batu bara, kemudian timah, ini akan menopang ekonomi makro Indonesia," kata Pengamat Keuangan Ibrahim Assuaibi, kepada MNC Portal Indonesia, beberapa waktu lalu, Kamis (24/2).
Ketika sanksi negara adidaya membuat pasokan komoditas dari Rusia terputus, maka perusahaan di Eropa kemungkinan akan cenderung beralih dan mencari alternatif komoditas energi lain, termasuk batu bara di tengah upaya mereka menggencarkan pemakaian energi baru terbarukan (EBT).
Selain itu, pelaku pasar di tingkat global dinilai masih berhati-hati dalam memperdagangkan batu bara dari Rusia setelah sanksi dijatuhkan.