IDXChannel - Government Shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan utama investor pekan depan.
Pasar kini memasuki kuartal keempat yang secara musiman kuat, dengan indeks saham mendekati rekor tertinggi dan bersiap menghadapi ujian awal musim laporan keuangan bulan ini.
Perselisihan tajam antara partai-partai di Washington memicu penghentian operasional pemerintahan federal yang berisiko menunda publikasi data ekonomi penting dan berpotensi mengaburkan prospek pelonggaran kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve).
Meski demikian, sebagian besar pelaku pasar di Wall Street menilai kebuntuan politik di Washington tidak akan menggagalkan reli yang telah mendorong indeks S&P 500 (.SPX) naik 14 persen hingga menembus sejumlah rekor tertinggi. Dengan minimnya rilis data ekonomi dan laporan laba besar pekan depan, perhatian investor diperkirakan tertuju pada Capitol Hill.
“Penutupan dan potensi pembukaan kembali pemerintahan, itu akan menyita hampir seluruh perhatian investor," kata Kepala Strategi Pasar di Nationwide, Mark Hackett, dilansir Investing, Minggu (4/10/2025).
Kekhawatiran utama investor adalah bahwa penghentian pemerintahan akan menghambat pengumuman data ekonomi terbaru.
Jika kekosongan data berlangsung selama beberapa minggu, hal itu bisa menimbulkan kebingungan mengenai arah kebijakan moneter The Fed, karena bank sentral akan kekurangan data resmi yang biasanya menjadi acuan keputusan mereka.
Penutupan yang berkepanjangan juga bisa menjadi beban tambahan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk saat ini, para investor menilai belum ada alasan untuk panik.
Analis hingga Kamis memperkirakan laba perusahaan-perusahaan S&P 500 akan naik 8,8 persen (Secara tahunan) pada kuartal ketiga, meningkat dari proyeksi 8,0 persen pada awal Juli, menurut data LSEG.
Investor akan mulai mendapatkan gambaran awal musim laporan keuangan, dengan Levi Strauss (LEVI.N) dan Delta Air Lines (DAL.N) dijadwalkan merilis hasil kinerja pada Kamis.
"Skenario yang paling mungkin adalah pasar akan tetap tenang, bergerak mendatar selama penutupan pemerintahan," kata Hackett.
CEO Key Advisors Wealth Management, Eddie Ghabour, yang memperkirakan penutupan bisa berlangsung dua hingga empat minggu, menyampaikan pandangan serupa.
“Jika benar penutupan berlangsung lama, lalu ekonomi mendapat tambahan stimulus berupa dua kali pemangkasan suku bunga lagi, dan pemerintahan kembali beroperasi, maka Anda akan melihat percepatan besar pertumbuhan ekonomi dan pasar saham,” ujar Ghabour.
Kuartal yang Kuat secara Musiman
Bagi investor yang optimistis, kuartal keempat yang baru dimulai ini merupakan periode terkuat secara historis bagi S&P 500, dengan kenaikan rata-rata sekitar 2,9 persen dan tingkat keberhasilan positif yang tinggi, menurut data LSEG sejak 1928.
"Terlepas dari risiko utama dan potensi volatilitas jangka pendek, secara keseluruhan bukti yang ada masih mendukung pandangan yang konstruktif," kata Co-Chief Investment Officer di Truist Advisory Services, Keith Lerner, dalam catatannya.
Sementara itu, kuatnya momentum pasar membuat investor yang biasanya pesimistis memilih menepi. Indeks S&P 500 bahkan mencatat rekor penutupan ke-30 sepanjang tahun ini pada Kamis.
(NIA DEVIYANA)