Strategi Saratoga yang fokus pada perusahaan yang sedang bertumbuh (growth-stage) atau mengawali pertumbuhan (early stage) pada tiga sektor utama yang prospektif dengan target internal rate of return (IRR) di atas 20% per tahun, dinilai Fendi, merupakan strategi yang baik untuk meningkatkan nilai perusahaan secara cepat dan sustain.
"Tiga sektor investasi yang dipilih Saratoga merupakan kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu sector Natural Resources, Infastruktur dan Consumer Goods. Recovery ekonomi pasca pandemi akan memberikan momentum penguatan bisnis lebih cepat pada perusahaan-perusahaan investasi Saratoga," jelas Fendi di Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Berkat diversifikasi investasi di tiga sektor strategis tersebut, meski tahun lalu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi, bahkan resesi, Saratoga justru meraih kenaikan laba bersih sebesar 20% menjadi Rp8,82 triliun. Nilai aset bersih (net asset value/NAV) perseroan di akhir tahun lalu melesat 39% hingga senilai Rp31,70 triliun.
Fendi menilai sebagai perusahaan investasi Saratoga memiliki portofolio investasi yang dominan disegmen pasarnya. Misalnya PT Adaro Energi Tbk (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) yang sudah memasuki perusahaan matang. Saratoga juga memiliki investasi di perusahaan yang masih dalam fase pertumbuhan seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Sepanjang tahun 2020 nilai investasi Saratoga di MDKA naik 120% menjadi Rp10,18 triliun dan nilai investasi di TBIG tumbuh 56% menjadi Rp12,64 triliun.