Emiten distributor produk minyak bumi ini mengantongi pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp10,07 triliun, tumbuh 99,23 persen dari pendapatan triwulan tahun lalu. Adapun pendapatan sewa perseroan mencapai Rp62,72 miliar, naik dari Rp56,16 miliar.
Namun, ada juga deretan saham yang malah ambles usai menggelar stock split. Saham DIVA anjlok 60,38% sejak pecah-saham. Sementara, saham Grup Emtek SCMA sudah merosot 52,70% sejak stock split pada 29 Oktober tahun lalu.
Untuk kasus SCMA, kinerja bottom line alias laba bersih perusahaan sedang tertekan. Laba bersih SCMA kuartal I/2022 mencapai Rp284,84 miliar, turun 14,08% dibandingkan kuartal I/2021 senilai Rp331,53 miliar.
Gambaran singkat di atas setidaknya mengindikasikan investor memiliki beragam pertimbangan, termasuk soal fundamental dan prospek ke depan, dalam melihat saham emiten yang melakukan stock split. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.