Permintaan impor di China selaku konsumen tembaga terbesar di dunia, dilaporkan tetap pada tingkat yang rendah meskipun pasokan bijih timah kini terbatas dan volume pengolahan yang rendah di industri besar negara tersebut.
Hal ini meningkatkan persediaan trmbaga dan mendorong harga pengiriman dari gudang berikat menjadi lebih rendah dibandingkan dengan harga acuan LME. Kondisi ini menunjukkan rendahnya permintaan fisik.
Namun, pertaruhan spekulatif terhadap tembaga membuat harga tetap naik 25 persen sepanjang tahun ini, berdasarkan peran pentingnya dalam elektrifikasi dalam penyimpanan energi skala jaringan dan infrastruktur pusat data.
Besarnya biaya untuk menambah pasokan baru juga mendorong para perusahaan tambang memilih untuk melakukan tindakan M&A alih-alih mengembangkan proyek baru.
Harga timah juga 35 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu di tengah kuatnya permintaan dan penurunan pasokan.