sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sritex (SRIL) Pailit akibat Utang Menggunung, 45 Ribu Investor Menanti Aksi Pemerintah

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
30/10/2024 11:55 WIB
Kabar PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex yang divonis pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang membuat riuh banyak kalangan.
Sritex (SRIL) Pailit akibat Utang Menggunung, 45 Ribu Investor Menanti Aksi Pemerintah. (Foto: Sritex)
Sritex (SRIL) Pailit akibat Utang Menggunung, 45 Ribu Investor Menanti Aksi Pemerintah. (Foto: Sritex)

BEI Buka Suara

Hingga akhir September 2024, porsi pemegang saham publik SRIL mencapai 8,15 miliar saham atau setara 39,89 persen dari seluruh saham beredar perusahaan.

Pemegang saham SRIL tercatat sebanyak 45.875, baik institusi maupun investor ritel, hingga 30 September 2024.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengakui investor SRIL saat ini tidak mempunyai likuiditas yang berlangsung cukup lama.

“Sehingga kami harapkan ada jalan keluar yang baik, aturannya sudah ada,” kata Jeffrey saat ditemui di Main Hall, Selasa (29/10/2024).

Nyoman sebelumnya mempertegas pihaknya turun tangan dalam upaya perlindungan investor ritel, salah satunya melalui pengenaan notasi khusus dan penempatan saham SRIL pada Papan Pemantauan Khusus.

"Hal ini diharapkan bisa menjadi awareness awal bagi investor atas potensi adanya permasalahan pada Perusahaan Tercatat," kata Nyoman.

Pemerintah Turun Tangan

Putusan pailit atas Sritex menjadi tantangan di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Keberadaan pemain besar di industri tekstil itu sangat penting bagi ekonomi nasional karena menyerap banyak tenaga kerja.

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto meminta jajaran kabinetnya untuk menyelamatkan nasib Sritex karena perusahaan milik keluarga Lukminto tersebut masuk padat karya.

"itu salah satu tentu (padat karya). Temen-temen juga paham kita ini berada di awal pemerintahan. Tentu kita ingin starting-nya (memulainya) ini baik," kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

Selain ingin memberikan awalan yang baik, kata Yassierli, untuk memberikan sinyal kepada para perusahaan bahwa pemerintah hadir bagi pelaku usaha dan pekerja.

"Kita ingin memberi sinyal ke perusahaan bahwa kami dari pemerintah hadir dan tidak akan membiarkan isu macam-macam membuat ekonomi bermasalah, dan karyawan itu jadi terganggu," katanya.

Profesor ITB itu juga memastikan SRIL masih beroperasi seperti biasa. Dia telah meminta Wakil Menteri Ketenagakerjaan Emanuel Ebenezer untuk memantau langsung perkembangan di Sritex.

Prabowo juga meminta agar tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan Sritex. 

"Pak presiden minta memang tidak akan ada PHK, dan tidak akan kita biarkan terjadi PHK," tuturnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan skema dana talangan tersebut dipastikan tidak bisa diberikan. Pemerintah bakal menyelesaikan masalah pailit Sritex dengan cara yang berbeda.

"Kami tidak bicara soal bailout atau yang lain-lain. Itu dua jalur penyelesaian yang berbeda,” ujarnya awak media pada Selasa (29/10/2024)

“Kalau masalah hukumnya di kasasi menang, skemanya nanti seperti apa, kalau Sritex kalah kasasi hingga PK, langkahnya akan berbeda nanti. Tetapi belum bisa saya sampaikan. Yang pasti, pemerintah sudah siap dengan segala kemungkinan penyelesaian hukumnya," katanya.

Menperin menyebut langkah harus segera diambil, yaitu memastikan Sritex tetap bisa beroperasi dan mengeluarkan hasil produksinya dari pabrik. Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk menjaga nama baik Sritex di pasar dunia.

Industri Tekstil Tertekan

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menghadapi tantangan berat dengan meningkatnya impor (termasuk yang ilegal), penutupan pabrik, serta penurunan ekspor.

Melansir dari Indonesia.go.id, pada 24 September 2024, untuk menghadapi situasi ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalankan empat strategi pemulihan industri TPT, yakni meningkatkan SDM yang inovatif, mendukung ketersediaan bahan baku yang berdaya saing, membangkitkan kembali industri permesinan tekstil dalam negeri, serta mempermudah akses bahan baku bagi industri TPT.

Permendag 36/2023 dinilai berhasil menurunkan volume impor pakaian jadi dan tekstil, serta mendorong pertumbuhan PDB industri TPT sebesar 2,64 persen pada triwulan I-2024.

Program TKDN juga memperkuat potensi pasar dalam negeri yang besar. Kinerja industri tekstil terus dipantau melalui mekanisme tarif dan pengendalian impor, dengan harapan peningkatan daya saing di pasar global.

Pemerintah menegaskan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tetap menjadi sektor prioritas yang mendukung perekonomian nasional.

Hingga awal tahun ini, industri tersebut berkontribusi pada ekspor sebesar USD5,76 miliar dan menyerap sekitar 3,87 juta tenaga kerja.

Kinerja industri TPT periode 2020-2024 dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dampak pandemi Covid-19, situasi geopolitik dan ekonomi global seperti konflik Rusia-Ukraina, inflasi di Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Sementara, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, dikutip Tempo (8/10/2024), meminta pemerintah mengawasi penjualan di platform e-commerce untuk mencegah maraknya produk impor murah yang merugikan industri TPT.

Ia juga mendesak pengetatan aturan impor dan penerapan bea masuk guna melindungi industri lokal, sembari berharap dukungan dari pemerintah berupa insentif hingga dorongan penggunaan produk dalam negeri.

Menurut catatan Tempo, meski berbagai kebijakan seperti pengawasan impor ilegal dan anti-dumping telah diterapkan, industri TPT tetap mengalami penurunan.

Sebanyak lebih dari 22 ribu buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) pada Juli 2024.

Sekilas Tentang Stritex

Mengutip Laporan Tahunan 2023 perseroan, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) memulai perjalanannya sebagai usaha perdagangan tradisional bernama "Sri Redjeki," yang didirikan oleh H. M. Lukminto pada 1966 di Pasar Klewer, Solo.

Awalnya hanya menjual produk tekstil, perusahaan ini mulai berkembang dengan mendirikan pabrik pertama di Baturono, Solo, pada 1968, untuk memproduksi kain yang dikelantang dan dicelup.

Pada 1978, "Sri Redjeki" secara resmi berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman.

Pada 2013 Sritex melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) yang mengubah statusnya menjadi PT Sri Rejeki Isman Tbk.

Seiring berjalannya waktu, Sritex berkembang menjadi produsen tekstil-garmen terintegrasi dengan lebih dari 15 ribu karyawan yang beroperasi di area seluas 79 hektar di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Perusahaan ini memiliki empat lini produksi utama, yaitu pemintalan, penenunan, pencetakan dan pencelupan, serta garmen.

Kini, Sritex melayani sejumlah peritel besar dunia seperti H&M, Walmart, K-Mart, dan Jones Apparel.

Sritex juga pernah menjadi produsen seragam tentara North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan seragam tentara sejumlah negara.

Hingga 2023, Sritex memiliki empat entitas anak yang mendukung bisnisnya, yaitu PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, PT Primayudha Mandiri Jaya, dan Golden Legacy Pte Ltd.

Namun, sejak 18 Mei 2021, Sritex menghadapi tantangan besar terkait restrukturisasi anak perusahaannya, yang menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi perdagangan saham perusahaan hingga saat ini. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement