Data tersebut menunjukkan stok minyak mentah AS turun 2,5 juta barel hingga 5 November 2021, jauh dari perkiraan Reuters yakni meningkat 2,1 juta.
Pasar masih akan menunggu data persediaan mingguan dari Biro Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada hari Rabu (10/11) untuk mencermati persediaan.
"Kemungkinan lonjakan hingga USD100 per barel jelas ada," kata CEO Vitol Group Vitol Group Russell Hardy, dilansir Reuters, Rabu (10/11/2021).
Asumsi lonjakan harga komoditas ini bakal menjadi faktor kunci bagi Presiden AS Joe Biden untuk menentukan apakah akan melepaskan cadangan minyak strategisnya di tengah kekhawatiran atas kenaikan harga bahan bakar baru-baru ini.
(IND)