sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Strategi ‘Cuan’ Warren Buffett dan Lo Kheng Hong Lewat Value Investing

Market news editor Melati Kristina - Riset
19/10/2022 16:54 WIB
Berinvestasi dengan strategi value investing bisa mendatangkan cuan jumbo, seperti yang telah dialami Warren Buffet hingga Lo Kheng Hong.
Strategi ‘Cuan’ Warren Buffett dan Lo Kheng Hong Lewat Value Investing. (Ilustrasi)
Strategi ‘Cuan’ Warren Buffett dan Lo Kheng Hong Lewat Value Investing. (Ilustrasi)

'Cuan' dari Saham Undervalue Ala Lo Kheng Hong

Mengikuti jejak Warren Buffett, value investor asal Indonesia, Lo Kheng Hong (LKH) juga gemar mengoleksi saham undervalue atau saham dengan harga murah yang punya potensi untuk tumbuh.

Pria yang disapa Pak Lo tersebut kerap menyebutkan jargon ‘Mercy (Marcedez Benz) yang dijual di harga bajaj’ untuk menganalogikan saham yang harganya jauh lebih rendah dibanding valuasi wajarnya.

Alumni Universitas Nasional tersebut turut meniru gaya investasi idolanya  Warren Buffett dengan menerapkan strategi value investing.

Strategi dalam membeli saham undervalue tersebut cocok bagi investor yang punya tingkat kesabaran tinggi seperti LKH hingga Warren Buffett. Ini karena, mengikuti gaya berinvestasi tersebut, keuntungan maksimal akan didapatkan setelah saham tersebut dijual beberapa tahun kemudian.

Adapun terdapat saham sejumlah emiten yang jadi kendaraan investasi LKH dengan ‘cuan’ gede yaitu PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Ketika LKH membeli saham MBAI di tahun 2005, harga sahamnya hanya Rp250/saham. Sementara di tahun 2021, harga saham MBAI terbang hingga Rp31.500/saham. Dengan demikian, LKH mendapatkan cuan hingga 12.500 persen dari harga awal.

Asal tahu saja, MBAI kemudian merger dengan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) pada medio 2012.

Saham lainnya yang membawa LKH menjadi crazy rich adalah UNTR yang ketika diborong harganya hanya Rp250/saham pada tahun 1998.

“Kenapa saya membeli UNTR? Masa harga saham hanya Rp250/saham, laba usaha per sahamnya sampai Rp7.800/saham? Ini seperti Mercy dijual harga bajaj, ” kata LKH dilansir dari akun Youtube Syailendra Capital bertajuk “Kisah di balik dua investor legendaris Indonesia: Lo Kheng Hong & Jos Parengkuan”.

Selama enam tahun, LKH mempercayakan strategi value investing ketika berinvestasi di emiten ini dengan membiarkan saham tersebut terus bertumbuh seiring meningkatnya kinerja perusahaan.

Baru pada tahun 2004, ia menjual saham UNTR yang harganya sudah terbang menjadi Rp15.000/saham. Dengan demikian, ia meraup cuan hingga 5.900 persen.

“Saya survived (bertahan) dari krisis 1998 berkat UNTR,” ujar LKH.

Dalam berinvestasi, LKH selalu sabar menanti harga sahamnya naik meskipun memakan waktu bertahun-tahun. Bagi LKH, berinvestasi membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil terbaik.

Sementara dalam memilih saham, LKH lebih memilih saham dari perusahaan yang bidang usahanya baik. Menurtunya, investor perlu mencari industri yang dapat bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi.

Selain itu, perlu dicermati rasio price to book value (PBV) suatu perusahaan dengan rasio yang kecil namun memiliki aset yang banyak dan utang yang kecil.

LKH juga mencermati laporan keuangan suatu perusahaan, karena dalam berinvestasi investor perlu mengetahui laba bersih, pendapatan bersih, modal, besaran utang hingga kelancaran perusahaan dalam melunasi utang tersebut.

Selain pertimbangan di atas, LKH juga melihat track record atau rekam jejak suatu perusahaan.

Menurut LKH, suatu perusahaan penting untuk memiliki pimpinan hingga direksi dengan kepribadian yang berintegritas, jujur, dan punya reputasi yang baik.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement