Venny optimistis dengan likuiditas yang dimiliki saat ini, baik yang masuk dari pendanaan masyarakat maupun posisi surat berharga yang diterbitkan sebesar Rp31 triliun per akhir Mei 2024, BBNI mampu mencapai target sasaran kredit 9-11 persen di 2024 yang juga sejalan dengan kinerja Mei 2024.
Selain aspek likuiditas yang menjadi sorotan, sumber pendanaan dari bank juga turut diperhatikan. Posisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) BBNI pada akhir Mei 2024 mencapai 71 persen, membaik dibandingkan periode Mei 2023 yang mencapai 70 persen.
Perbaikan rasio CASA BBNI tersebut ditopang oleh optimalisasi pendanaan dari giro yang tumbuh 13,8 persen yoy, sehingga meningkatkan total dana murah bank sebesar sembilan persen yoy, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan deposito yang mencapai 3,1 persen.
Aspek kualitas kredit juga tak luput menjadi pertimbangan karena nantinya akan berdampak pada beban pencadangan bank. Kualitas kredit yang memburuk akan membuat pencadangan bank meningkat. Namun, pada BBNI, beban pencadangan atau provisi justru menurun.
Venny mencatat, Cost of Credit (CoC) BBNI pada lima bulan awal 2024 setara dengan 1,0%. Menurut perhitungannya, CoC bank BUMN dengan aset lebih dari Rp1.000 triliun tersebut membaik sebesar 30 basis poin (bps) secara tahunan akibat perbaikan kualitas aset.