“Kita juga ingin masuk ke industry pengolahan nikel, yaitu hilirisasi, kita harapkan tahun 2026 ini bisa terlaksana, untuk itu persiapan dari sekarang, dari sisi revenue, operasional, jadi proses IPO ini kami harapkan bisa membantu agar operasional perusahan bisa lebih efisien,” kata dia.
Sejalan dengan penyelengaaran IPO SMGA, Julius menambahkan Perseroan membidik target pertumbuhan revenue yang jauh lebih besar pada tahun-tahun berikutnya lewat perluasan penjualan batubara dan nikel kepada industri tanah air.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak 1,75 miliar saham atau 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga yang ditetapkan, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp183,75 miliar.
Seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier perseroan, guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.
“Pertama kami melihat bahwa banyak sekali hal yang kita capai, pertama kita akan membangun industry untuk pertumbuhan revene, tahun ini kita targetkan revene sampai Rp1 triliun, tahun kemarin hanya sekitar Rp300 miliar,” tutup Julius.
(NIY)