sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tak Prioritaskan Armada Baru Meski Dapat Dana Jumbo dari Danantara, Begini Strategi Garuda (GIAA)

Market news editor Taufan Sukma Abdi Putra
15/11/2025 22:23 WIB
Glenny memperkirakan butuh waktu sekitar dua tahun bagi Perseroan untuk dapat kembali pulih dan mampu menghasilkan laba.
Tak Prioritaskan Armada Baru Meski Dapat Dana Jumbo dari Danantara, Begini Strategi Garuda (GIAA) (foto: iNews Media Group)
Tak Prioritaskan Armada Baru Meski Dapat Dana Jumbo dari Danantara, Begini Strategi Garuda (GIAA) (foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memastikan bakal menunda ekspansi armada dan lebih berfokus pada perbaikan pesawat yang sudah ada.

Kepastian ini terkait dengan telah disetujuinya pengucuran modal jumbo sebesar Rp23,67 triliun dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk memperbaiki kinerja maskapai pelat merah tersebut.

"(Perbaikan) Ini harus hati-hati. Penyelamatan Garuda harus dimulai dari sektor operasional yang selama ini membebani keuangan. Kalau tidak segera diperbaiki, biaya akan tetap jalan terus," ujar Direktur Utama GIAA, Glenny H Kairupan, dalam keterangan resminya, Sabtu (15/11/2025).

Karenanya, atas dasar prinsip hati-hatian dan upaya perbaikan operasional tersebut, Glenny memutuskan untuk menunda pemesanan tiga unit armada baru, yang sebelumnya telah disepakati dengan pihak produsen pesawat.

Saat itu, dalam kesepakatan yang dimuat dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), pihak Garuda Indonesia telah melakukan pemesanan empat unit armada, dengan satu unit armada juga  telah dibayarkan uang muka(down payment/DP)nya.

"Memang dalam MoU (sudah dipesan) empat pesawat, tapi baru satu yang (bayar) DP). Nah tiga sisanya ini kami tunda dulu, karena prioritas kami saat ini lebih ke perbaikan armada," ujar Glenny.

Sementara, terkait proses perbaikan yang sedang berjalan, Mantan Pilot TNI AD itu memperkirakan butuh waktu sekitar dua tahun bagi Perseroan untuk dapat kembali pulih dan mampu menghasilkan laba.

Glenny memperkirakan proses pemulihan penuh membutuhkan waktu dua tahun hingga Garuda Indonesia kembali pulih dan mampu mencetak laba.

Namun demikian, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menambahkan bahwa seluruh rencana ekspansi saat ini masih sedang dihitung ulang.

Termasuk dengan adanya penambahan posisi baru di jajaran Dewan Direksi dengan adanya Direktur Transformasi yang dijabat Neil Raymond Mills, juga disebut Thomas membuat proses evaluasi armada dan jaringan rute jadi dilakukan secara lebih ketat.

"Jadi (penambahan armada) bukan dibatalkan, tapi sebagian masih kami tunda sampai analisisnya final," ujar Thomas.

(taufan sukma)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement