Harga minyak juga mengalami kenaikan tajam meskipun ekspor minyak dari Iran dan Venezuela terus meningkat karena pasar yakin Amerika Serikat tidak akan menghalangi pasokan dari kedua negara tersebut.
“Saudi telah melihat hasil ini (pemotongan produksi minyak) efektif bulan lalu dengan pernyataan mereka yang lebih panjang dan mendalam, namun langkah hari ini masih berhasil mengejutkan banyak pelaku pasar. Sekali lagi membuktikan bahwa Pangeran Abdulaziz tetap teguh dalam sikapnya,” kata Helima Croft, analis di RBC Capital Markets.
Tak kalah menarik, minyak Ural produksi Rusia juga masih memiliki penggemarnya. Meskipun harga minyak Ural Rusia naik sepanjang Agustus, India tetap menjadi pembeli utama jenis minyak tersebut.
Diketahui sebelumnya, minyak mentah Rusia harus didiskon mencapai USD30 per barel setelah invasi Rusia dan adanya sankin Barat tidak membeli minyak dari negeri Beruang Merah.
India mengambil keuntungan dari kondisi ini, sehingga meningkatkan impor minyak Rusia hingga 40 persen dari total impor.