Pada kuartal I-2024, TRIO mencatat pendapatan tumbuh dari Rp182 miliar menjadi Rp246 miliar. Namun, perseroan rugi Rp19 miliar, berbalik dari posisi untung pada kuartal I-2023 sebesar Rp5 miliar.
Manajemen berpendapat, perseroan akan tetap berhati-hati sebelum membuka toko offline agar tidak mengganggu arus kas. Sementara penjualan online yang berkontribusi 25% terhadap penjualan akan digenjot.
TRIO berupaya memperbaiki neraca perseroan, terutama utang berbunga. Perseroan terus berdiskusi dengan kreditor agar kesepakatan baru bisa tercapai, termasuk soal rencana konversi utang menjadi saham entitas anak usaha perseroan.
"Perseroan akan terus meningkatkan pembayaran secara rutin atas cicilan pokok ke kreditur perbankan," katanya.
Sebagai informasi, saham TRIO terancam dikeluarkan secara paksa (force delisting) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, saham perseroan disuspensi sejak Oktober 2020.
(RFI)