IDXChannel - Indonesia mendapatkan dampak positif setelah investor menyambut baik langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam menahan suku bunga acuannya.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, kebijakan The Fed akan berdampak juga pada Bank Indonesia (BI) rate yang mungkin juga akan menurunkan suku bunga hingga potensi permintaan pinjaman.
"Secara keseluruhan, dampak positif bagi pertumbuhan Indonesia karena rendahnya biaya bagi perusahaan," kata Andry saat dikonfirmasi MNC Portal, Kamis (14/12/2023).
Menurut Andry, dengan menurunnya suku bunga BI, maka biaya pinjaman menjadi rendah sehingga lebih banyak potensi permintaan pinjaman.
"BI mestinya akan pangkas rate setelah FFR turun. Kita proyeksikan at least 50 bps cut untuk BI rate," ungkap Andry.
Dari sisi imbal hasil obligasi, Andry juga meramalkan bakal semakin rendah. Hal ini berdampak positif bagi penerbit obligasi dan investor-pengembalian yang lebih tinggi.
Kemudian mata uang dolar AS juga akan melemah yang membuat tekanan inflasi inti lebih rendah.
"USD melemah, rupiah menguat, biaya bahan baku impor lebih rendah, tekanan inflasi inti lebih rendah," ujar Andry.
Selain itu, kinerja yang lebih baik untuk sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Kondisi ini juga berpotensi membuat pendapatan perusahaan naik dan berdampak ke kinerja saham.
(DES)