Dari sisi imbal hasil obligasi, Andry juga meramalkan bakal semakin rendah. Hal ini berdampak positif bagi penerbit obligasi dan investor-pengembalian yang lebih tinggi.
Kemudian mata uang dolar AS juga akan melemah yang membuat tekanan inflasi inti lebih rendah.
"USD melemah, rupiah menguat, biaya bahan baku impor lebih rendah, tekanan inflasi inti lebih rendah," ujar Andry.
Selain itu, kinerja yang lebih baik untuk sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Kondisi ini juga berpotensi membuat pendapatan perusahaan naik dan berdampak ke kinerja saham.
(DES)