Komentar tersebut, yang dianggap dovish, menyebabkan imbal hasil Treasury AS anjlok, dengan imbal hasil acuan 10-tahun mencapai level terendah baru dalam dua minggu.
“Kami meyakini bahwa The Fed sudah selesai (menaikkan suku bunga), namun mereka akan membutuhkan waktu untuk menurunkannya,” kata Ekonom J Safra Sarasin, Raphael Olszyna-Marzys, dilansir Reuters, Kamis (2/11).
Data makro lainnya menunjukkan klaim pengangguran meningkat menjadi 217 ribu pada akhir pekan lalu. Angka ini lebih kuat dari perkiraan pasar. Pelemahan pasar tenaga kerja memberi sentimen positif bagi bursa saham, dengan artian bahwa level suku bunga saat ini telah berdampak.
Indikator FedWatch dari CME Group membaca sekitar 70 persen pengetatan bank sentral akan berakhir. Sebesar 20 persen meyakini The Fed masih akan mengerek bunga satu kali lagi pada Desember mendatang.
"Memang ada kemungkinan bahwa The Fe harus melakukan lebih banyak kenaikan, tapi itu bukan pandangan pasar saat ini," pungkas Raphael.
(YNA)