Namun, beban pencadangan masih memberikan tekanan pada profitabilitas, sementara pertumbuhan laba (8,8 persen YoY) masih di atas guidance atau panduan manajemen (+0-5% YoY).
“Ke depan, kami memperkirakan CoC (cost of credit/biaya kredit) akan mengalami pelonggaran pada 2H24 [semester II-2024] karena BBRI berencana menerapkan langkah-langkah restrukturisasi untuk meningkatkan kualitas aset,” tulis analis Trimegah.
Selain BBRI, saham bank BUMN besar lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI menguat 2,01 persen, usai naik 0,40 persen kemarin. Setali tiga uang, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terapresiasi 1,72 persen.
Berbeda, saham bank swasta terbesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) malah terkoreksi 0,75 persen ke Rp9.925 per saham, setelah menguat dua hari beruntun.
Aksi jual bersih (net sell) asing yang mulai mereda turut menjadi booster untuk saham bank kakap. Kemarin, asing melakukan net buy (beli bersih) di bursa Indonesia dengan nilai Rp488,05 miliar, dengan BBCA menerima aliran dana asing bersih Rp235 miliar dan BMRI sebesar Rp85,5 miliar.