Segmen pengolahan limbah ini dilakukan melalui tiga anak usaha dari TOBA, yakni CORA Environment yang merupakan transformasi dari Sembcorp Environment, Asia Medical Enviro Services (AMES) dan ARAH Environmental. Unit bisnis ini kini mengelola lebih dari 1 juta ton limbah per tahun serta tengah menyiapkan investasi lebih dari USD200 juta untuk ekspansi regional lima tahun ke depan.
Di sisi lain, Electrum, perusahaan joint venture kendaraan listrik TBS, terus memperluas jaringan. Hingga September, lebih dari 6.400 motor listrik telah beroperasi, meningkat 100 persen secara year on year. Saat ini terdapat dukungan 364 stasiun penukaran baterai, meningkat 54 persen secara year on year. Segmen EV melaporkan pendapatan USD5,84 juta pada periode hingga September 2025.
Kontribusi pendapatan TOBA lainnya berasal dari coal mining dan coal trading dengan masing-masing senilai USD68,89 juta dan US$81,83 juta. Kedua bisnis ini merupakan tergolong bisnis masa lalu dari TOBA.
Dari sisi energi baru dan terbarukan, TOBA telah mengembangkan PLTMH Sumber Jaya dengan kapasitas 6 MW sudah beroperasi sejak awal 2025. Berikutnya TOBA juga mengembangkan PLTS Terapung Tembesi Batam dengan kapasitas 46 MWp tengah dalam tahap konstruksi dengan target COD pada pertengahan 2026.
Rafly menilai bahwa dari sisi top line hingga adjusted EBITDA menunjukan bahwa model bisnis baru TOBA sudah mulai menghasilkan nilai ekonomi yang nyata. Bahkan, lanjutnya, transisi ke portofolio hijau membuat kinerja TOBA lebih resilien terhadap volatilitas harga komoditas, yang sering dialami oleh perusahaan batu bara.
 
           
               
               
                             
                             
                                                                             
                                                                             
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    