Analis memperkirakan TBIG akan membukukan pendapatan Rp7,40 triliun dan laba bersih Rp1,58 triliun pada 2026.
Sementara proyeksi rasio laba terhadap ekuitas (ROE) sebesar 14,3 persen dan valuasi price to earnings (P/E) mencapai 26,7 kali.
Di sisi lain, analis memperingatkan risiko fundamental TBIG yang mencakup pertumbuhan bisnis menara yang masih lesu, dan potensi penyerapan layanan fiber yang lebih lambat dari perkiraan.
Secara kuartalan, TBIG mencatat laba senilai Rp286 miliar, menurun 30,2 persen (quarter-on-quarter/qoq) dan 34,6 persen yoy.
Analis mengamati penurunan ini terutama disebabkan oleh beban bunga yang meningkat, sementara pendapatan relatif stabil.
 
           
               
               
                                 
                                 
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                     
                                     
                                     
                                    