IDXChannel - Saham perusahaan yang terafiliasi dengan Adani Group, milik milarder Gautam Adani kehilangan valuasi sebesar USD7,7 miliar. Kabar ini menimpa sang miliarder setelah Hindenburg Research merilis laporan terkait perusahaan tersebut.
Hindenburg Research merilis laporan investigasi berjudul Adani Group: How The World’s 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con In Corporate History.
“Hari ini kami mengungkap temuan investigasi 2 tahun kami, menghadirkan bukti bahwa konglomerat India Adani Group senilai INR 17,8 triliun (USD218 miliar) telah terlibat dalam manipulasi saham yang tidak patut dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade,” tulis laporan tersebut di website resmi Hindenburg Research.
Gautam Adani, Pendiri dan CEO Grup Adani, telah mengumpulkan kekayaan bersih sekitar USD120 miliar dengan penambahan lebih dari USD100 miliar dalam 3 tahun terakhir.
Uang yang didapat sebagian besar melalui apresiasi harga saham di 7 perusahaan utama grup yang terdaftar di bursa saham, yang telah melonjak rata-rata 819% pada periode tersebut.
Mengutip Reuters, ke tujuh perusahaan itu adalah Adani Enterprises, Adani Transmission, Adani Total Gas, Adani Green Energy, Adani Power, Adani Ports and SEZ, dan Adani Wilmar.
Riset ini disebut melibatkan banyak pihak orang, termasuk mantan eksekutif senior Grup Adani, dengan meninjau ribuan dokumen, dan melakukan kunjungan lokasi di hampir setengah lusin negara.
Menurut Hindenburg Research, tujuh perusahaan tersebut sebenarnya memiliki risiko penurunan 85% terutama secara fundamental lantaran valuasinya yang setinggi langit.
Bisnis Adani memang berkembang pesat dan mengantarkannya sebagai orang kaya nomor wahid dunia.
Taipan asal India ini membangun kerajaan bisnisnya dimulai dari pedagang komoditas pada 1980-an sebelum akhirnya membangun grup infrastruktur swasta terbesar di India dengan proyek utama pelabuhan dan bandara.
Grup ini memiliki beberapa anak perusahaan yang mencakup sektor termasuk data dan pertahanan.
Investor dan analis juga disebut memiliki kekhawatiran atas tingginya tingkat utang di perusahaan Adani Group. Utang bruto di enam firma Adani yakni Adani Enterprises Ltd. Adani Green Energy Ltd., Adani Ports and SEZ Ltd., Adani Power Ltd, Adani Total Gas Ltd. dan Adani Transmissio Ltd. mencapai 1,88 triliun rupee pada akhir Maret 2022 lalu
Aksi ‘Jual Kosong’, Apa Itu?
Laporan dari Hindenburg menambah ketegangan pasar dengan aksi bongkar faktanya. Dalam pasar, istilah ini populer dengan sebutan upaya short selling atau jual kosong.
Secara sederhana, short selling adalah transaksi jual beli saham, dimana seorang investor tidak memiliki saham untuk melakukan transaksi tersebut. Ini merupakan suatu teknik perdagangan saham yang kerap dilakukan oleh investor dengan tingkat risiko kerugian cukup tinggi.
Short selling adalah wujud dari transaksi yang dilakukan oleh investor menggunakan sistem meminjam saham. Tujuan dari meminjam dana tersebut, untuk menjual saham dengan harga lebih tinggi. Harapannya, investor tersebut dapat membelinya ketika harga saham sedang turun.
Dalam kasus ini, Hindenburg dianggap sedang berupaya melakukan short selling terhadap saham-saham Adani. Mengutip Reuters, Hindenburg memiliki sebagian kecil saham pada perusahaan Grup Adani melalui obligasi yang diperdagangkan di AS dan instrumen derivatif yang tidak diperdagangkan di India.
Dampak dari adanya pemberitaan ini saham di tujuh perusahaan Grup Adani yang terdaftar rata-rata turun sekitar 4 persen dalam perdagangan pagi ini di Mumbai, dengan bisnis unggulan Adani Enterprises turun sebanyak 3,7 persen. Penurunan tersebut membawa kerugian gabungan dalam kapitalisasi pasar untuk saham Adani Group menjadi sekitar Rs625 miliar atau setara USD7,7 miliar.
Tahun lalu, Adani mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan secara bebas di Adani Enterprises setelah harga saham perusahaan naik lebih dari 3.300 persen dalam tiga tahun.
Sebagai informasi, Hindenburg Research LLC, umumnya dikenal sebagai Hindenburg Research, adalah firma riset investasi dengan fokus pada aktivitas short selling yang didirikan oleh Nathan Anderson. (ADF)