Setelah perhitungan pendapatan lain, bunga keuangan, serta dipotong sejumlah beban administasi, pajak, dan operasi, maka rugi tahun berjalan BRNA bertambah menjadi Rp85,73 miliar, dari Rp82,00 miliar yang dicapai periode sama tahun 2020.
Adapun rugi bersih BRNA mencapai Rp82,56 miliar, meningkat dari rugi bersih periode sama tahun lalu sebesar Rp79,74 miliar.
Sejumlah penghasilan lain dari pos-pos keuangan membawa rugi komprehensif tahun berjalan BRNA senilai Rp77,51 miliar, lebih tinggi dari rugi periode sama tahun 2020 sebesar Rp66,80 miliar.
Perhitungan tersebut membawa rugi per saham dasar BRNA menjadi minus Rp84 dari minus Rp81 yang dicapai periode sama tahun lalu.
Per 30 September 2021, posisi aset perseroan sejumlah Rp1,77 triliun, lebih rendah dari posisi aset per 31 Desember 2020 sebesar Rp1,96 triliun.