IDXChannel – Industri media terutama pertelevisian sedang menikmati cuan dari naiknya belanja iklan yang disiarkan pada media tersebut, termasuk PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Melansir data Nielsen bertajuk “Tanda-Tanda Pemulihan dari Sisi Angka Belanja Iklan” yang dipublikasikan pada 11 Agustus 2022, nilai belanja iklan di semester I-2022 mencapai Rp135 triliun.
Adapun,televisi atau TV masih mendominasi belanja iklan dibanding media lainnya dengan persentase mencapai 79,7 persen di semester I-2022. Angka ini juga bertumbuh sebesar 8 persen di banding periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan platform digital menempati posisi kedua dengan persentase belanja iklan sebesar 15,2 persen. Kemudian disusul media cetak yang mencapai 4,8 persen.
Sementara media TV yang banyak diminati masyarakat adalah free to air (FTA) atau siaran gratis yang salurannya dapat ditonton tanpa harus berlangganan.
Menurut Statista, dilansirdalam riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia bertajuk “Media 2023F: Competition in OTT Media Continues” yang dirilis pada Senin (21/11), total belanja iklan di industri periklanan akan mencapai USD5,9 miliar pada tahun 2023 dengan segmen terbesar adalah iklan TV dan video.
Sektor iklan tentunya memberi keuntungan bagi pemain industri media, salah satunya yakni emiten milik MNC Group, MNCN.
Menurut riset Mirae Asset, pendapatan iklan digital dari MNCN diproyeksi meningkat jadi Rp3 triliun hingga akhir 2022. “Sedangkan di tahun 2023, pendapatan dari segmen ini akan bertumbuh menjadi Rp3,5 triliun,” tulis riset tersebut.
Seperti yang diketahui, MNCN memiliki jaringan TV FTA yakni MNC TV, RCTI, Global TV, hingga iNews. Selain itu, MNC juga memiliki platform OTT yaitu RCTI+. Informasi saja OTT merupakan layanan media yang dapat diakses melalui internet melalui streaming konten di suatu platform.
Melansir laporan keuangan emiten, pendapatan MNCN sebagian besar disumbang oleh segmen pendapatan iklan yang porsinya mencapai 90,33 persen terhadap total pendapatan MNCN.
Pada semester I-2022, MNCN meraup Rp4,76 triliun dari pendapatan iklan. Angka ini juga naik sebesar 3,69 persen secara year on year (yoy).
Sementara pendapatan bersih MNCN pada periode tersebut mencapai Rp5,27 triliun atau tumbuh sebesar 8,46 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Adapun pendapatan iklan digital mengalami peningkatan paling signifikan, yakni mencapai 51,02 persen menjadi Rp1,34 triliun di semester I-2022 dari Rp889,19 miliar di semester I-2021.
Sedangkan pendapatan non-digital malah terkontraksi sebesar 7,67 persen menjadi Rp3,42 triliun pada semester I-2022.
Selain itu, MNCN juga membukukan laba bersih yang bertumbuh 0,86 persen pada periode ini. Adapun laba bersih yang diperoleh emiten milik MNC Group ini mencapai Rp1,20 triliun.
Saham Masih Terkontraksi
Kendati MNCN mencatatkan kinerja keuangan yang bertumbuh pada semester I-2022, performa saham dari emiten ini masih terkontraksi.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (30/11), harga saham MNCN turun 11,67 persen secara year to date (YTD).
Meski demikian, prospek industri media masih diramal bertumbuh. Adapun Mirae Asset meningkatkan rating industri media dari netral menjadi overweight untuk tahun proyeksi 2023.
Mirae Asset juga menyebutkan, pembelanjaan iklan diharapkan lebih tinggi ditopang dari industri Fast Moving Consumer Good (FMCG).
Informasi saja, FMCG merupakan produsen yang menjual produk laris dan terjual dengan cepat serta memiliki harga terjangkau.
“Untuk tahun 2023, kami yakin segmen iklan akan terus berkembang seiring upaya industri FMCG dalam mempertahankan pangsa pasar selama periode inflasi tinggi,” tulis riset terebut.
Sedangkan, untuk TV FTA, Mirae Asset memproyeksikan media ini masih diminati oleh para pengiklan sehingga angka belanja iklan bagi platform ini masih tinggi kedepannya.
“Namun perlu dicermati risiko penurunan belanja iklan dari peningkatan rate-card yang lebih rendah dari perkiraan hingga ketidakmampuan perusahaan FMCG untuk membebankan biaya yang lebih tinggi ke Average Selling Price/ASP (harga jual rata-rata produk) mereka,” tulis Mirae Asset.
Periset: Melati Kristina
(ADF)