Perihal kinerja, UNTR mengantongi laba bersih Rp15,34 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu turun 3,26% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,86 triliun.
Sementara itu, pendapatan UNTR mengalami kenaikan sebesar 6,62% menjadi Rp97,59 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp91,53 triliun. Secara rinci, segmen usaha kontraktor penambangan mendominasi dengan kontribusi sebesar 40%. Disusul oleh segmen usaha mesin konstruksi yang berkontribusi sebesar 29%.
Segmen usaha pertambangan batu bara berkontribusi sebesar 25%, segmen usaha pertambangan emas berkontribusi sebesar 4%, segmen industri konstruksi berkontribusi sebesar 2%, dan segmen usaha energi berkontribusi sebesar 1% dari total pendapatan UNTR.
Lebih lanjut, UNTR memperkirakan tren penjualan alat berat bakal mengalami penurunan di tahun 2024 mendatang. Presiden Direktur UNTR, Frans Kesuma mengatakan, hal itu disebabkan oleh penurunan harga komoditas.
Selain itu, pada sektor konstruksi juga disebut akan mengalami pelambatan menyusul belanja pemerintah yang akan lebih rendah memasuki masa pemilihan umum tahun depan.