Senada dengan Aqil, analis Philip Sekuritas Edo Ardiansyah menjelaskan bahwa penambahan jumlah menara dan fiber optik yang cukup agresif yang dilakukan MTEL dapat memperluas jangkauan jaringannya menurut Edo.
Selain itu, dari posisi arus kas yang kuat menunjang strategi perseroan mengakuisisi sejumlah aset dari para operator dan kompetitor. Saat ini para operator telekomunikasi tengah mengincar perluasan jangkauan internet ke luar Jawa dan MTEL memiliki portofolio yang paling besar sehingga semakin memperkuat fundamentalnya.
“Valuasi masih murah, ada dorongan positif untuk kinerja fundamental serta momentum akhir tahun adanya potensi window dressing. MTEL punya kans kuat menjadi saham yang terimbas positif dengan adanya window dressing apalagi sejauh ini secara fundamental, MTEL adalah outperformer di sektornya” tambah Edo.
Sucor memproyeksi outlook MTEL di 2024 tetap cerah di mana potensi pertumbuhan pendapatan terbuka lebar. Faktor pendukungnya antara lain 1) penambahan menara secara agresif, 2) posisi neraca yang kuat untuk menopang ekspansi 3) dan perluasan ekspansi ke luar. Jawa.
Secara khusus, Sucor memproyeksi pendapatan dari serat optik tahun ini bakal mencapai Rp200 miliar dan diprediksi tumbuh 30% pada tahun depan sejalan dengan penambahan jaringan. Baru-baru ini, MTEL mengakusisii 967 kilometer jaringan serat optik milik PT Power Telecom senilai Rp85 miliar. Tambahan jaringan tersebut melengkapi total jaringan serat optik MTEL menajdi 13.368 km, melampaui target 13.000 km yang ditetapkan manajemen MTEL.