PT Adhi Karya Tbk (ADHI) misalnya, DERnya berada di level 5,77 kali. Sementara dua BUMN konstruksi lain, yakni PT PP Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), DERnya masing-masing 3,99 kali dan 3,98 kali.
Terakhir yakni PT Acset Indonusa Tbk (ACST), emiten konstruksi milik Grup Astra,menjadi satu-satunya emiten dengan angka DER yang sehat, yakni berada di bawah rata-rata industri. Adapun DERnya hanya sebesar 1,20 kali. (Lihat tabel di bawah.)
Meningkatnya utang perusahaan pelat merah tersebut didorong oleh, terutama, proyek pembangunan infrastruktur besar-besaran di Tanah Air yang terdampak pandemi Covid-19.
Di samping itu, pandemi juga menyebabkan alokasi dana untuk pembangunan disesuaikan untuk penanganan krisis termasuk infrastrutur perawatan kesehatan.
Data Proyek Utama Infrastruktur (KPD) menyebutkan, lebih dari 50 persen pekerjaan konstruksi diberikan kepada emiten konstruksi BUMN seperti WIKA, ADHI, WSKT, dan PTPP.