sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Bakal Diwarnai Lima Sentimen Utama Pekan Ini

Market news editor Anggie Ariesta
21/10/2024 08:08 WIB
Wall Street pekan ini akan diwarnai oleh berbagai sentiment. Salah satunya terkait Tesla (NASDAQ:TSLA) yang bakal melaporkan perolehan labanya.
Wall Street Bakal Diwarnai Lima Sentimen Utama Pekan Ini. (Foto: MNC Media)
Wall Street Bakal Diwarnai Lima Sentimen Utama Pekan Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wall Street pekan ini akan diwarnai oleh berbagai sentiment. Salah satunya terkait Tesla (NASDAQ:TSLA) yang bakal menjadi perusahaan teknologi pertama dari Magnificent Seven Teknologi yang akan melaporkan laba perusahaan.

Mengutip Investing, Minggu (20/10/2024) waktu setempat, para pemimpin keuangan global akan berkumpul di Washington pada pekan ini. Di sisi lain, harga minyak tampaknya akan tetap bergejolak.

Berikut ini adalah beberapa pandangan tentang apa yang terjadi di pasar Wall Street untuk sepekan ke depan:

1. Laporan Tesla
Dengan musim laba yang memasuki tahap tinggi, Tesla akan menjadi salah satu perusahaan teknologi besar AS pertama yang merilis laporan keuangan setelah penutupan perdagangan pada Rabu mendatang.

Saham Tesla telah terpukul bulan ini, menyusul peluncuran robotaxi yang telah lama ditunggu-tunggu, yang oleh beberapa investor dianggap kurang memiliki detail konkret.

Tahun ini, saham Tesla berkinerja lebih buruk daripada S&P 500, dengan turun sekitar 11 persen dibandingkan dengan kenaikan indeks yang mencapai 22,5 persen.

Meskipun investor lebih optimistis tentang ekonomi AS setelah laporan pekerjaan yang kuat dan pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 bps pada bulan lalu, laporan laba yang lemah dari Tesla dapat menghidupkan kembali kekhawatiran tentang valuasi saham teknologi.

Valuasi yang berlebihan, dengan S&P 500 diperdagangkan hampir 22 kali lipat laba ke depan,  bersama dengan ekspektasi tinggi terhadap laporan keuangan dan potensi volatilitas saat pemilihan presiden AS mendatang, dapat membuat saham Tesla rentan melemah.

2. Laba sektor semikonduktor

Pekan ini merupakan minggu yang padat akan laporan keuangan perusahaan. Hasil dari Texas Instruments (NASDAQ:TXN) dan perusahaan peralatan Lam Research (NASDAQ:LRCX) kemungkinan akan menjadi fokus investor setelah minggu yang bergejolak terhadap sektor semikonduktor pekan lalu.

Saham chip jatuh pada Selasa pekan lalu setelah pembuat peralatan ASML (AS:ASML), perusahaan teknologi terbesar di Eropa, memproyeksikan penjualan dan pemesanan tahun 2025 yang lebih rendah dari yang diharapkan.

Namun, kelompok tersebut bangkit kembali pada hari Kamis setelah TSMC (BVMF:TSMC34), yang memproduksi chip canggih yang digunakan dalam aplikasi AI, melaporkan lonjakan laba kuartalan sebesar 54 persen yang melampaui perkiraan.

Saham sektor semikonduktor dan peralatan terkait menyumbang 11,5 persen dari bobot S&P 500.Nama-nama lain yang akan melaporkan laba pada minggu mendatang termasuk Coca-Cola (NYSE:KO), IBM (NYSE:IBM), General Motors (NYSE:GM) dan Verizon (NYSE:VZ).

  1. Data AS

Pekan ini akan menjadi minggu yang relatif tenang dalam kalender ekonomi AS, tetapi investor akan mendapatkan pembaruan tentang kesehatan sektor perumahan dengan laporan tentang penjualan rumah lama dan baru. Ada juga laporan tentang pesanan barang tahan lama, sentimen konsumen, dan klaim pengangguran awal.

Pada Rabu mendatang, The Fed akan menerbitkan Beige Book, sebuah pembacaan tentang kondisi ekonomi di 12 distrik bank sentral.

Pelaku pasar juga akan mendapat kesempatan untuk mendengar pernyataan dari beberapa pejabat The Fed regional selama minggu ini, termasuk Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari, Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker, dan Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin.

4. Pertemuan IMF

Pimpinan bank sentral global dan menteri keuangan akan berkumpul di Washington mulai hari ini, Senin (21/10/2024) untuk pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia guna membahas upaya negara-negara mengatasi pertumbuhan ekonomi yang rendah dan utang yang tinggi.

IMF pada pekan lalu memperingatkan bahwa utang publik global diperkirakan akan melampaui USD100 triliun pada akhir tahun ini, didorong oleh AS dan China.

Menurut lembaga tersebut, tingkat utang yang tinggi dapat memicu reaksi pasar yang merugikan dan membatasi upaya anggaran untuk bereaksi terhadap guncangan ekonomi.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin BRICS mulai Selasa besok, karena Kremlin mencari dukungan dalam kebuntuannya dengan negara-negara Barat.

Rusia mengatakan para pemimpin dari Brasil, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, UEA, dan Arab Saudi, yang menyumbang sepertiga dari output ekonomi global, akan hadir di sana.

5. Harga minyak


Harga minyak tampaknya akan tetap tertekan setelah turun sekitar 7 persen minggu lalu karena para pedagang energi mempertimbangkan prospek permintaan yang suram bagi importir utama China dan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Brent ditutup lebih dari 7 persen lebih rendah, sementara minyak mentah berjangka AS turun sekitar 8 persen, menandai penurunan mingguan terbesar sejak awal September.

Pada Jumat pekan lalu, data ekonomi China menunjukkan pertumbuhan pada laju paling lambat sejak awal 2023. Meskipun konsumsi September dan output industri mengalahkan perkiraan.

Para analis menilai kombinasi dari kelemahan ekonomi di China bersama dengan langkah menuju elektrifikasi transportasi tampaknya akan membebani prospek permintaan minyak.

Sementara itu, ketidakpastian tetap ada mengenai bagaimana konflik di Timur Tengah akan berkembang. Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat lalu bahwa ada peluang untuk berurusan dengan Israel dan Iran dengan cara yang berpotensi mengakhiri konflik mereka di Timur Tengah untuk sementara waktu.

Namun, kelompok militan Hizbullah Lebanon mengatakan pada hari yang sama bahwa mereka bergerak ke fase baru dan meningkat serangan untuk memerangi pasukan Israel. Hal itu memupus harapan bahwa kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar akan mempercepat berakhirnya perang di wilayah tersebut.

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement