sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Berakhir Happy Ditopang Laba Raksasa Teknologi

Market news editor Fiki Ariyanti
29/10/2022 07:00 WIB
Wall Street mengakhiri minggu yang bergejolak dengan kenaikan cukup besar.
Wall Street Berakhir Happy Ditopang Laba Raksasa Teknologi. (Foto: MNC Media).
Wall Street Berakhir Happy Ditopang Laba Raksasa Teknologi. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mengakhiri minggu yang bergejolak dengan kenaikan cukup besar. Penguatan ini ditopang laporan pendapatan Inc. yang mengerek saham teknologi. 

Selain itu, sejumlah data ekonomi AS menunjukkan sedikit kemajuan yang akan menjadi pertimbangan The Fed dalam mengambil keputusan untuk melawan inflasi. 

Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 yang memiliki banyak kumpulan saham teknologi mencatat kenaikan mingguan terpanjang sejak Agustus. Keuntungan perusahaan teknologi raksasa, termasuk Microsotf Corp dan induk Google, Alphabet Inc mendongkrak kedua indeks, dan menghentikan penurunan dua hari pada penutupan perdagangan Jumat. 

Treasuries menjadi lebih lemah, mematahkan reli tiga hari setelah harapan Fed gagal. Sementara dolar AS naik untuk sesi kedua berturut-turut. 

Mengutip Bloomberg, Sabtu (29/10/2022), laporan kuartalan dari perusahaan teknologi menggarisbawahi dampak dari rezim pengetatan The Fed, dan akibatnya dolar melonjak. Namun secara keseluruhan, sebagian besar pendapatan masih mengalahkan perkiraan.  Di mana Caterpillar Inc. yang dianggap sebagai perusahaan penentu arah, mengindikasikan kuatnya permintaan pembeli 

“Hasil musim ini berubah menjadi musim hasil yang cukup kuat, sama seperti kuartal kedua,” Anik Sen, Kepala Ekuitas Global di PineBridge Investments.

Sementara itu, inflasi inti AS meningkat pada September, memperkuat The Fed untuk menaikkan suku bunga jumbo berikutnya minggu depan. Tetapi kontraksi di bidang manufaktur dan jasa, dan penjualan rumah AS yang lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan bahwa tindakan The Fed sudah memukul perekonomian. 

Data produk domestik bruto, yang masuk pada hari Kamis, secara singkat meredakan kekhawatiran akan resesi yang akan segera terjadi.

Para ekonom masih memperkirakan, The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase (75 bps) untuk keempat kalinya berturut-turut minggu depan. Kemudian, diproyeksikan akan naik setengah poin lagi (50 bps) di bulan Desember, kemudian sebesar seperempat poin pada dua pertemuan berikutnya.

"Terlalu dini untuk mengharapkan Fed memberi sinyal sikap yang lebih dovish," kata Mark Haefele, Kepala Investasi di UBS Global Wealth Management. 

“Kami mempertahankan pandangan kami untuk pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah di pertengahan 2023 dan agar The Fed berhenti mendaki (menaikkan suku bunga) di kuartal I-2023,” tandasnya. 

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement