IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bersiap menghadapi tekanan baru pada pekan depan seiring volatilitas sejumlah aset seperti dolar dan obligasi (US Treasury). Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump memicu gejolak ketidakpastian global, sehingga ikut berdampak terhadap tiga indeks utama Wall Street.
Kendati S&P 500 sempat mencatatkan kenaikan mingguan usai Trump menunda implementasi tarif terhadap sejumlah negara, kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang dari perang dagang antara AS dan China masih membayangi pasar.
Indeks acuan S&P 500, yang sempat melesat 9,5 persen pada perdagangan Rabu, masih tercatat turun sekitar 13 persen dari rekor penutupan tertingginya pada 19 Februari lalu.
Pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan, khususnya setelah China meningkatkan tarif impor terhadap barang-barang AS menjadi 125 persen pada Jumat lalu. Upaya Beijing ini tak lain merupakan respons atas keputusan Trump yang menaikkan bea masuk terhadap produk asal China.
“Ketidakpastian yang terus bergulir membuat pelaku pasar enggan mengambil posisi besar ke satu arah,” kata Chief Investment Strategist Janney Montgomery Scott, Mark Luschini.