Selain itu, pengumuman ini memicu spekulasi bahwa Trump akan menunjuk pengganti permanen yang sejalan dengan kebijakannya untuk memangkas suku bunga. Apalagi, masa jabatan Jerome Powell, akan berakhir tahun depan.
Meskipun tarif baru pemerintahan Trump telah berlaku dan memicu kekhawatiran, sentimen positif datang dari kinerja laba korporasi yang kuat.
Menurut analis HSBC, sekitar 80 persen dari perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 telah melaporkan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi. Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi dalam sejarah.
Pertumbuhan pendapatan per saham di S&P 500 diperkirakan mencapai 10 persen di kuartal kedua, hampir dua kali lipat dari estimasi awal Wall Street.
Faktor pendorong utama laba korporasi yang kuat adalah optimisme baru seputar aplikasi kecerdasan buatan, yang berhasil menutupi kekhawatiran pasar terhadap dampak ekonomi dari tarif AS.